Puluhan pelaku pariwisata Bali yang tergabung dalam Association of The Indonesian Tours & Travel Agencies (ASITA), Kamis (8/7/10) kemarin mengunjungi kawasan Agrowisata Catur Kintamani yang berlokasi di Desa Catur, 12 meter dari Kintamani. Kehadiran 40 pelaku pariwisata dari 32 perusahaan perjalanan di desa tersebut bertujuan melihat potensi wisata yang baru dikembangkan, sehingga nantinya dapat dikemas menjadi paket wisata menarik.
Rombongan yang dipimpin Wakil Ketua Bidang Organisasi Litbank dan SDM ASITA Bali I Ketut Ardana, S.H. diawali dengan tracking di kebun kopi dan jeruk, kemudian dilanjutkan melihat pengolahan kopi arabika salah basah Subak Abian Tri Guna Karya, Desa Catur.
Rombongan yang dipimpin Wakil Ketua Bidang Organisasi Litbank dan SDM ASITA Bali I Ketut Ardana, S.H. diawali dengan tracking di kebun kopi dan jeruk, kemudian dilanjutkan melihat pengolahan kopi arabika salah basah Subak Abian Tri Guna Karya, Desa Catur.
Dalam kesempatan tersebut, Ketut Ardana mengatakan agrowisata Catur Kintamani yang menonjolkan program Sistem Pertanian Terintegrasi (Simantri) sangat potensial dikemas menjadi produk wisata untuk menarik minat wisatawan.
''Ini merupakan produk wisata baru yang dapat menambah program-program anggota ASITA yang selama ini telah ditawarkan. Sebab, selain tracking kita bisa melihat tanaman-tanamam seperti kopi, jeruk dan lainnya dan ini suatu objek yang sangat menarik sekali bagi wisatawan, karena mereka yang datang dari luar negeri ini banyak yang tidak tahu biji kopi. Ditambah keindahan alamnya yang sangat mendukung,'' terangnya.
Dalam mengemas produk wisata baru tersebut, Ketut Ardana menyarankan Pemerintah Kabupaten Bangli beserta masyarakat yang terlibat di dalamnya segera mempersiapkan jalan yang cukup aman dan nyaman untuk dilewati wisatawan yang akan berkunjung sepanjang musim serta kamar kecil yang berada di awal atau akhir tracking.
''Anggota ASITA akan mencoba menawarkan agrowisata Catur kepada wisatawan dan sangat yakin dapat menjual dan mengemasnya. Kami berharap ada produk-produk wisata baru yang lainnya yang dapat dikemas untuk dijual kepada wisatawan. Terlebih pangsa pasar agrowisata adalah all market,'' ucapnya.
Kehadiran rombongan ASITA Bali di Desa Catur disambut oleh Asisten Ekonomi dan Pembangunan Kabupaten Bangli, Kadis Pertanian Perhutanan dan Perkebunan para pemuka desa serta Kadis Budaya dan Pariwisata (Budpar) Kabupaten Bangli Nyoman Pudja. Dalam sambutannya, ia mengharapkan kehadiran Asita di Desa Catur dapat mengemas potensi agrowisata yang dimiliki sebagai paket wisata layak jual di Bangli.
''Kami akan segera menindaklanjuti usulan dari para anggota Asita. Selain agrowisata kami juga akan mengemas potensi kesenian sakral yang tiada duanya di Bali sebagai atraksi menarik bagi wisatawan,'' ungkapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar