Sabtu, 20 Februari 2010

KOPI KINTAMANI BALI


PENDAHULUAN

Dalam era pasar global dan persaingan yang semakin berat, diferensiasi produk merupakan sarana penting untuk menarik perhatian konsumen. Dalam hal ini, Kopi Kintamani telah melakukan suatu diferensiasi terhadap produk yang merupakan olahan asli dari kawasan Kintamani. Dimana Kopi Kintamani telah memperoleh perlindungan Indikasi Geografis oleh dunia. Kopi Kintamani memiliki kekhasan yang unik, dan tidak dimiliki oleh produk kopi lainnya. Selain itu Kopi Kintamani ini telah memilki sertifikat pengakuan kualitas rasa dan produk, yang merupakan bahwa Kopi Kintamani ini memiliki keunggulan kompetitif dan banyak diminati oleh konsumen internasional.


            Berikut merupakan spesifikasi produk Kopi Kintamani Bali dengan beberapa keunggulan yang dimilikinya, yaitu sebagai berikut :

1.      Kopi Kintamani bali berasal dari kawasan spesifik dengan ketinggian tempat di atas 900 dpl (kebanyakan tanaman kopi di atas 1000 m). Agroekosistem Kopi Kintamani Bali cocok untuk kopi Arabika dan sistem pertaniannya homogen di kawasan Kintamani. Kawasan ini mempunyai iklim yang khas yaitu udaranya dingin dan kering dengan fluktuasi temmperatur cukup tinggi. Musim hujan biasanya berlangsung 6-7 bulan, dan musim kering 4-5 bulan, yang selama itu terdapat 3 bulan musim kering yang tegas. Iklim ini menjadi kekhasan kawasan utara Bali, termasuk Kintamani. Tanah vulkanik dengan jenis tanah entisol dan inceptisol memiliki potensi produksi 3000 ton/tahun. Oleh karena itu, kopi yang di hasilkan di kawasan ini memiliki kekhasan tersendiri dan potensi mutu yang tinggi.
2.      Di samping faktor-faktor alam di atas, Kopi Kintamani  Bali memiliki keunggulan faktor manusia. Kopi Kintamani adalah produk yang memiliki kepedulian mutu dan reputasi tinggi karena ditanam oleh masyarakat yang memiliki kepedulian kualitas.
3.      kopi kintamani bali telah memiliki sejarah panjang. Dan oleh karena tradisi budaya local serta mutunya yang tinggi, maka kopi kintamani bali mendapatkan reputasi yang baik dan dikenal sebagai salah satu dari “origin coffee” (kopi asli asal) di Indonesia.

Berdasarkan pertimbangan di atas, maka kami selaku fasilitator pemasaran kopi kintamani bali mengajukan permohonan kerjasama baik dalam bentuk pemasaran maupun penjualan produk kopi kintamani bali. Sehingga kopi ini akan mampu berkembang sebagai salah satu prospek bisnis yang memiliki potensi yang cerah di masa depan.

PEMOHON

            Pemohon adalah “ Masyarakat  Perlindungan Indikasi Geografis dan Manajemen Subak di Kawasan Kintamani sebagai Produsen kopi kintamani bali”.

            MPIG Kintamani bersifat inklusif, dimana organisasi-organisasi local yang berbasis di Kintamani bisa bergabung dengan organisasi dengan anggota-anggotanya adalah para produsen atau pengolah kopi dan bahwa produk mereka telah memenuhi persyaratan uji kualitas dan mutu.

            Manajemen Subak Kawasan Kintamani merupakan pemasok komoditi kopi yang terbesar di kawasn Kintamani. Organisasi Subak Abian memiliki fasilitaspengolahan dan memproduksi kopi HS atau kopi Ose. Dimana kelompok ini memiliki keangotaan sebagai berikut :

1.      61 Subak Abian (mewakili 3021 keluarga tani)
2.      4 pengolah kopi swasta
3.      2 penyangrai di Denpasar, yang menjual kopi Kintamani Kopi

Sehingga alangkah baiknya, jika permohonan kerjasama yang disampaikan dapat dipertimbangkan sebagai suatu prospek bisnis untuk ke depannya.

           
SPESIFIKASI PRODUK KOPI KINTAMANI BALI

A.     Nama Produk

Kopi yang diusulkan untuk permohonan kerjasama ini adalah kopi arabika yang berasal dari kawasan Kintamani. Nama produk ini adalah “ Kopi Kintamani Bali”. Nama ini telah harum dikenal sejak dulu kala, karena kopi telah diketahui sebagai jenis kopi yang memiliki kualitas istimewa sejak permulaan abad XIX.

B.     Tipe Produk

“Kopi Kintamani Bali” adalah kopi arabika yang pengolahannya dilakukan secara basah. Dimana telah memiliki sertifikat mutu mengenai kopi ose (green coffee) atau kopi bubuk yang dihasilkan Kopi Arabika Kintamani Olah Basah (fully washed).

C.     Sifat-sifat Khas

“Kopi Kintamani Bali” dihasilkan dari tanaman kopi arabika yang ditanam di dataran tinggi kintamani dengan ketinggian diatas 900 mdpl. Kawasan kintamani berada dilereng gunung berapi batur. Dengan jenis tanah Entisel dan Inceptisol (Regusol). Kawasan ini memiliki udara yang dingin dan kering dengan curah hujan yang banyak selama 6-7 bulan musim hujan.
Tananman-tanaman kopi arabika terbentuk dari varietas-varietas terseleksi. Pohon kopi ditanam dibawah pohon penaung dan dikombinasikan dengan tanaman lain dan dikombinasikan dengan tanaman lain dan dikelola serta dipupuk organic. Gelondong merah dipetik secara manual dan dipilih dengan cara seksama dengan persentase gelondong merahnya minimal 95%. Kopi gelondong merah selanjutnya diolah secara basah, dengan fermentasi selama 12 jam atau 36 jam serta dikeringkan secara alami dengan cara menjemur. Teknik olah yang dikembangkan oleh petani kintamani bisa mewujudkan potensi mutu kawasan kintamani.
Dengan dikombinasikan bersama sifat-sifat khas kawasan ini serta teknik budidaya dan pengolahan tersebut telah terbukti menghasilkan biji kopi dengan citarasa khas dan berkualitas tinggi. Hasil-hasil dari analisis sensorial telah membuktikan karakteristik-karakteristik diatas.
Karakteristik kopi kintamani (biji kopi dan citarasa) telah diteliti secara mendalam sejak 2003. Pada tahun 2003-2004 dan 2006 telah diambil ratusan sample yang dianalisis oleh para ahli kopi di-PPKKI (Jember) dan cirad (Montpellier, Prancis). Penelitian ini menghasilkan data-data yang konsisten berkenaan dengan ukuran biji kopi dan citarasanya.   


Profil cita rasa
            Pengambilan sampel kopi telah dilakukan pada tahun 2003 (100 sampel), tahun 2004 (66 sampel) dan tahun 2006 (38 sampel). Pada derajat sangrai sedang (medium roast) kopi Bali Kintamani menunjukkan hasil sangrai yang relatif homogeny, serta aroma kopi bubuk terkesan manis dan ada sedikit aroma rempah-rempah.
            Hasil analisis sensorial menunjukkan bahwa selama bertahun-tahun ini cita rasa kopi Kintamani memiliki tingkat keasaman regular yang mencukupi, mutu dan intensitas aroma yang kuat, dengan aroma family buah jeruk (rasa jeruk dan jeruk nipis), dan kekentalan sedang. Ini berarti kopi Arabika Kintamani memiliki potensi cita rasa yang tinggi.
            Kopi Arabika Kintamani biasanya dapat dikatakan tidak terlalu pahit (bitter) dan tidak sepat (astringent). Ini disebabkan karena para petani Kintamani memiliki kepedulian yang tinggi tentang tata cara petik pilih (gelondong merah saja) selama panen.
            Pada umumnya, tidak terdapat cacat rasa yang signifikan dari rasa kopi Kintamani ini. Salah satu alasannya bahwa para petani Kintamani telah mempraktekkan prinsip-prinsip Praktek Pengolahan yang Baik (Good Manufacturing Practices, GMP), dengan menindak-lanjuti nasehat-nasehat dari ahli teknis dari pusat penelitian maupun dari pemerintah.
            Pada akhirnya, profil cita rasa kopi Kintamani Bali adalah:
·         Bebas dari cacat cita rasa utama,
·         Rasa asam bersih dari tingkat sedang hingga sampai tinggi,
·         Rasa pahit yang kurang atau sama sekali yang tidak terdeteksi,
·         Mutu dan intensitas aroma yang kuat, kadang dengan rasa buah (khususnya jeruk peras).
Profil ini mirip dengan kopi Jawa, adapun perbedaannya adalah pada Kopi Kintamani Bali sering lebih menonjol aroma buah (jeruk) sedangkan pada kopi Jawa aroma rempah lebih menonjol. Profil cita rasa kopi Kintamani juga sangat berbeda dengan kopi Mandailing (Sumatra), yaitu kopi Mandailing memiliki aroma yang lebih kompleks, kekentalan tinggi, dan rasa asam sangat rendah.

Kawasan produksi gelondong merah dan kopi HS basah
            Kopi Kintamani Bali hanya bias diperoleh dari gelondong merah dan kopi HS yang diproduksi dikawasan batasan IG. Batas daerah ini telah diatur sedemikian rupa untuk menjangkau daerah produksi kopi Arabika Kintamani yang terletak diantara Gunung Batur dan Catur, namun tidak menjangkau kopi Arabika Campur atau Robusta yang terletak di batas-batas daerah ini. Di daerah batasan ini, hanya terdapat sedikit produksi kopi Robusta. Batas ketinggian (900m) telah digunakan dengan batas-batas alami (seperti lembah atau jalan) untuk bagian barat dan timur. Keseluruhan kawasan ini terletak diantara 900 m sampai dengan 1.550 m dpl.
            Kriteria lain yang digunakan sebagai persyaratan adalah: tanah dan karakteristik iklim, sistem produksi kopi Arabika dan Manajemen kolektif atas produksi kopi di dalam subak abian. Semua faktor-faktor ini bersifat homogen di dalam kawasan terbatas.
            Kawasan ini merupakan tempat yang kecil dengan jarak maksimum antara Barat dan Timur sekitar 35 km, dan antara Utara dan selatan sekitar 20 km. ukuran total dari kawasan ini adalah sebesar 54.000 ha denga perkebunan kopi Arabika yang mencapai 6.000 ha pada tahun 2006. Panen tahunan dapat mencapai sekitar 3.000 ton kopi biji per tahun selama 10 tahun terakhir.
            Secara administratif, kawasan ini mencakup kecamatan Kintamani dan Kecamatan Bangli (Kabupaten Bangli), Kecamatan Petang (Kabupaten Badung), Kecamatan Kubutambahan, Kecamatan Sawan dan Kecamatan Sukasada (Kabupaten Buleleng).
Dengan adanya tanah vulkanik (jenis Entisol dan Inceptisol) yang dianggap sangat membantu banyak tanaman, daerah ini pada dasarnya merupakan kawasan pertanian dengan budidaya pertanian yang intensif dan ramah lingkungan dengan pola tanam diversifikasi yang baik.
Kondisi iklim relatif homogeny dan sesuai untuk tanaman kopi Arabika, karena:
·         Curah hujan yang cukup penting (2.990 mm/tahun), selama 6-7 bulan musim hujan. Musim kering berlangsung 4-5 bulan, dengan 3 bulan musim kering tegas. Para petani Kintamani telah beradaptasi dengan iklim utara yang khas ini.
·         Cuaca pada umumnya sejuk (antara 150C dan 250C)
·         Perbedaan suhu udara antara siang dan malam biasanya mencukupi.
Metode Produksi dan Pengolahan
1.      Metode Produksi
Ø  Lahan dan Persiapan Lahan
a)      Lahan di dataran tinggi Kintamani hampir seluruhnya potensial ditanami kopi Arabika. Untuk daerah-daerah yang miring sebagai fungsi konservas bisa dibuatin terasering. Pada umumnya untuk kemiringan yang dibawah 300 telah dibuatin teras dalam bentuk sabuk gunung, sedangkan pada kemiringan diatas 300 telah dibuatkan teras individu, dimana pada masing-masing teras ini ditanam satu macam tanaman saja.
b)      Jarak tanam yang minimum untuk pohon kopi ini ditentukan 2,5 x 2,5 m. dengan lain kata, kerapatan maksimumnya adalah 1.600 pohon/ha.
c)      Pohon kopi ini harus ditanam di lubang-lubang yang harus dibuat setiap 2 atau 2,5m dengan kedalaman 40 cm. Dan pada waktu penanaman dan penutupan lubang itu, tanah dicampur dengan pupuk kandang. Di lubang-lubang lahan, tanah alami di campur dengan kompos ketika waktu tiba untuk menanam pohon kopi-pohon kopi muda.
d)     Penaung tetap ditanam diantara perdu (pohon) kopi. Kerapatan tanaman penaung adalah sekitar 25 % dari total populasi kopi.

Ø  Bahan Tanam dan Pembibitan
a)      Varietas yang saat ini digunakan oleh para petani Kintamani di daerah IG adalah: kopyor (atau B1), S795, Kartika maupun Kobra, USDA 762. Sudah diputuskan bahwa varietas yang digunakan di sini bisa tetap tinggal di kebun-kebun.
b)      Untuk tanaman-tanaman jenis baru:
                                                        i.            Pembibitan bisa dilaksanakan langsung oleh Subak Abian ataupun dibeli dari leveransir yang bersetifikat atau diterima dari Dinas Perkebunan.
                                                      ii.            Daftar dari varietas-varietas yang mendapatkan otorisasi dikeluarkan oleh Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis, dibantu oleh PPKKI dan Dinas Perkebunan, yang akan diperbarui bila dipandang perlu.
                                                    iii.            Untuk tanaman-tanaman baru, sudah diputuskan bahwa varietas Kobra dan Kartika dilarang digunakan. Pada tahun 2007, varietas-varietas yang diijinkan untuk tanaman-tanaman kopi IG Kintamani Bali baru adalah: kopyor, S795 dan USDA 762.

Ø  Pemeliharaan Tanaman
a)      Pemupukan tanaman dilaksanakan 1 (satu) tahun 2x dengan menggunakan pupuk kandang yang berasal dari kotoran sapi yang diternakan oleh petani sendiri atau dibeli. Dengan demikian kesuburan tanah tetap stabil karena tidak terjadi perubahan tekstur dan struktur tanah. Diperkenankan penggunaan kompos tanaman sayur, tetapi pupuk kimia sama sekali dilarang digunakan untuk Kopi Kintamani Bali IG.
b)      Pemangkasan kopi dilakukan melalui pangkasan bentuk berbatang tunggal dengan ketinggian sekitar 180 cm. disamping awal pangkasan bentuk, secara rutin juga diadakan pangkas lepas panen, wiwil kasar dan wiwil halus.
c)      Pengendalian hama penyakit penting. Hama penyakit penting yang terdapat pada kopi Kintamani adalah: Nematoda, penggerek buah kopi dan penggerek cabang. Pengendalian hama/penyakit dilakukan melalui sistem PHT (Pengendalian Hama/penyakit secara Terpadu) dengan memanfaatkan musush-musuh alami dan agensia hayati, tanpa penggunaan pestisida.
d)     Pengaturan penaung
Kopi IG Kintamani Bali di tanam di bawah pohon penaung. Penaung yang paling banyak digunakan adalah dadab, karena dadab mudah ditanam melalui stek, mudah dipangkas dan merupakan sumber makanan bagi ternak sapi peliharaan petani. Cara umum kopi Arabika di Kintamani agak tahan terhadap sinar matahari sehingga naungannya cukup sedang-sedang saja.
e)      Diversifikasi Tanaman
Karena pemilikan yang tidak begitu luas, petani perkebunan kopi di kawasan Kintamani terbiasa melakukan usaha diversifikasi horizontal, baik dengan tanaman lain sperti jeruk maupun ternak utamanya yaitu sapi. Upaya diversifikasi seperti ini disamping mampu meningkatkan pendapatan petani persatuan luas juga dapat menyediakan pupuk organic dari kotoran dan sampah kandang sapi untuk tanaman kopi, yang bisa mendorong pengelolaan secara organic terhadap tanaman kopi di Kintamani
f)       Di pagar tanaman kopi, rumput bisa ditanami. Ini akan menambah sumber pakan sapi, disamping daun-daunan dari pohon penaung misalnya dadap. Namun di antara pohon-pohon kopi ini rumput liar harus dibersihkan.
  1. Metode proses / pengolahan
Pengolahan kopi secara umum dapat dibagi menjadi  2 yaitu pengolahan cara kering (Dry Process-DP) dan pengolahan secara basah (Wet Process-WP).  Untuk kopi IG Kintamani Bali diperlukan pengolahan secara basah.
Di bagian ini langkah-langkah yang berbeda dari proses akan dibahas, dengan persyaratan khusus untuk kopi IG Kintamani Bali.
Ø  Panen
Pengolahan secara basah harus dimulai dengan pemetikan yang benar. Panen harus dilakukan dengan cara berhati-hati dan secara manual yaitu pemetikan dengan tangan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan minimal 95% gelondong merah, maksimal 5% gelondong kuning, namun sama sekali tanpa ada gelondong hijau atau hitam. Persentase ini bisa diperiksa di pintu masuk unit pengolah. Hanya gelondong yang disortasi secara benar bisa diolah untuk mendapatkan kopi IG.
Pengolahan kopi menjadi HS dan Ose
-          Untuk memastikan adanya kualitas terbaik dan untuk menghindarkan kerusakan pada gelondong merah, hasil petik ini harus diserahkan ke pabrik atau unit pengolahan hari itu juga dan diproses sampai dengan pukul 24.00 (jam 12 malam).
-          Tepat setelah tibanya gelondong merah, disortasi secara manual dengan perambangan. Gelondong yang mengapung dihilangkan atau diolah di luar namun tidak dicampur dengan yang akan menjadi kopi Kintamani Bali IG.
-          Pengelupasan ini dilakukan menggunakan mesin pengelupas mekanik menggunakan air bersih. Setelah itu biji kopi dirambang dan biji yang mengapung dipisahkan. Fermentasi dilakukan secara alamiah dan sempurna tanpa adanya kulit buah dan kopi gelondong di dalam bak fermentasi. Akhir dari pencucian adalah penjemuran dengan sinar matahari di lapisan yang tipis dan di atas para-para. Penjemuran harus dilakukan sampai kadar air mencapai 12% yang biasanya berlangsung selama kurang lebih 14 hari.
-          Unit-unit pengolah ( mesin, tangki untuk fermentasi, kanal dan tanah) harus dibersihkan setiap hari, tepat setelah pengolahan.
-          Kopi HS kering yang dihasilkan harus disimpan di karung yang baru selama minimal 2 bulan tempat pengolahan, oleh subak abian atau uni pengolahan swasta. Setelah penyimpanan ini, kopi HS bisa dijual langsung atau dilakukan pengerebusan. Penggerebusan (menggunakan mesin huller) dapat dilakukan oleh unit pengolahan atau pembeli kopi HS, dan di seluruh Bali juga, bukan hanya di daerah Kintamani.

Ø  Persiapan lot sebelum ekspor
Setelah penggerebusan, kopi harus disertasi untuk memenuhi persyaratan-persyaratan pasar specialty coffee (kopi khusus) :
-          Nilai cacat fisik kurang dari 5 per 300 gram, menurut standar SCAA (Specialty Coffee Association of America).
-          Ukuran biji kopi lebih besar atau sama dengan ukuran “16”.
Metode penyangraian dan penjualan eceran
-          Proses penyangraian/bubuk harus dilakukan dalam kondisi yang bagus dan harus dapat mempertahankan mutu baik biji kopi. Rekomendasi untuk kopi Kintamani IG adalah penyangraian menengah.
-          Pengepakan (packaging) harus mampu menjamin kesegaran dan mutu. Untuk kopi Kintamani Bali IG harus digunakan satu kemasan dengan tiga lapis penutup, dengan katup satu arah.
Metode kontrol dan keterunutan
Untuk menjamin adanya kredibilitas kopi IG Kintamani Bali, telah dibentuk sebuah rencana pengendalian dan keterunutan. Rencana ini bertujuan untuk :
-          Pemenuhan aturan-aturan buku persyaratan
-          Asal produk atau keterunutan
-          Produk : mutu produk (tidak adanya kecacatan) dan kekhasan produk
Kontrol atas pemenuhan aturan-atauran dalam buku persyaratan
Kontrol dilakukan mulai dari budidaya sampai dengan pengolahan yang terdiri dari berikut ini:
-          Kontrol mandiri (auto kontrol)
-          Kontrol oleh subak abian
-          Kontol oleh MPIG
Kontrol Pertamanan (Budidaya)
Kontrol mandiri
Masing-masing produsen harus mengecek bahwa suatu kebun memenuhi atiran dalam buku persyaratan diantaranya pohon penaung, varietas, kerapatan, pemeliharaan, dll.
Kontrol oleh subak abian
Setiap tahun ketuia subak abian harus meyakinkan bahwa buku persyaratan dipenuhi oleh kebun-kebun anggotanya dan harus melapor kepada masyarakat perlindungan indikasi geografis (MPIG).
Kontrol oleh MPIG
Setiap tahun bulan april MPIG memilih secara acak 5 SA dan mengecek pemenuhan buku persyaratan dikebun mereka selama 2 hari/SA (sehingga dibutuhkan 10 hari untuk kontrol ini).
Kontrol pengolahan
Kontrol oleh subak abian / unit pengolahan atau kontol mandiri
Didalam setiap unit pengolahan ada 1 orang yang ditugaskan mengontrol proses setiap hari diantaranya:
-          Gelondong merah yang akan diolah berasala dari produsen terdaftar
-          Persentase gelondong merah cukup 95%
-          Pengupasan kulit dilakukan pada hari yang sama saat petik sampai jam 12 malam
-          Fermentasi dilakukan selama 12 atau 36 jam
-          Pengeringan dilakukan diatas parrpara atau terpal dan tidak boleh menyentuh tanah langsung. Kadar air hasil pengeringan harus tepat antara 12-14% yang diperiksa menggunakan alat pengendali kadar air yang disetel dengan baik.
-          Kebersihan unit pengolah

Kontrol oleh MPIG
Setiap tahun selama panen dan pengolahan, MPIG memilih secara acak 5 SA atau unit pengolahan swasta dan mengecek prosesnyadengan pemenuhan buku persyaratan selama 1 hari / UP.
MPIG juga memeriksa penggerubusan, persiapan untuk mengekspor lot-lot dan pelabelan bungkus kopi ose. Untuk memastikan kemudahna kontrol, tempat-tempat dimana pengoperasian proses ini dilakukan harus dikomunikasikan oleh mereka yang akan melakukan aktifitas diatas kepada MPIG. Bila didapati bahwa buku persyaratan tidak sepenuhnya ditaati maka MPIG memutuskan tindakan yang layak yang akan dijatuhkan berupa pemberian sebuah rekomendasi sampai penonaktifan sementara.

Keterunutan
Ø  Pendaftaran anggota
Subak abian anggopta MPIG telah diminta untuk membuat daftar anggota produsen kopinya. Berkat daftar ini, para produsen mendapatkan kartu IG dengan nomer keanggotan dari MPIG.
Kalau ada produsen yang melakukan perubahan pada tanaman mereka dan tidak lagi memenuhi aturan dalam buku persyaratan keanggotan mereka bisa dibatalkan dan mereka jua diminta untuk mengembalikan kartu mereka. Untuk memudahkan kontrol pada setiap tahap pengolahan kopi IG, unit pengolahan harus mencantumkan tempat dimana mereka melakukan pengolah kopi.

Ø  Selama panen dan pengolahan: kontrol asal gelondong
Setiap kali produsen menjual kopi gelondong merah kepada unit pengolahan, maka UP harus mengecek kartu dan mencatat nama produsen, nomer produsen, jumlah kopi yang dibeli dan tanggal transaksi.
UP harus mengirim daftar pemasok gelondong merah kepada MPIG 2 kali satahun. MPIG mengecek apakah jumlah gelondong merah yang dijual oleh satu produsen sesuai dengan luas dan jumlah pohon yang dimiliki.

Ø  Merunut urutan lot kopi
Tepat setelah pengolahan, UP harus mengidentifikasi setiap karung dengan kode lot. Kode ini mencakup :
Kode unit pengolahan (XX), tahun produksi (YYYY) dan nomer log (XX). Kode lot ini disimpan sampai pada tahap oenjualan kopi IG dan memungkinkan diadakannya keterunutan yang menyuluruh.

Ø  Penjualan dan pembelian kopi IG
Setelah pengolahan dan penyimpanan dan mendapatkan sertifikat IG, UP bisa menjual kopi IG mereka. Setiap transaksi harus dicatat dan sekali setahun data dikirim ke-MPIG. Lalu MPIG mengecek transaksi dan kecocokan jumlah kopi Ose dan kopi HS yang dijual dengan jumlah gelondong merah yang dibeli dari produsen IG.

2 komentar:

  1. sebelumnya saya sangat tertarik dengan artikel ini dan ingin mengetahui penyakit dan hama apa yang terdapat pada tanaman kopi ini !

    BalasHapus
  2. Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical,oli industri, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan solusi Chemical yang tepat kepada Anda,mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.Harga
    Terjangkau
    Cost saving
    Solusi
    Penawaran spesial
    Hemat biaya Energi dan listrik
    Mengurangi mikroba & menghilangkan lumut


    Salam,
    (Tommy.k)
    WA:081310849918
    Email: Tommy.transcal@gmail.com
    Management
    OUR SERVICE
    1.
    Coagulan, nutrisi dan bakteri
    Flokulan
    Boiler Chemical Cleaning
    Cooling tower Chemical Cleaning
    Chiller Chemical Cleaning
    AHU, Condensor Chemical Cleaning
    Chemical Maintenance
    Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
    Garment wash
    Eco Loundry
    Paper Chemical
    Textile Chemical
    Degreaser & Floor Cleaner Plant

    2.
    Oli industri
    Oli Hydrolik (penggunaan untuk segala jenis Hydrolik)
    Rust remover
    Coal & feul oil additive
    Cleaning Chemical
    Lubricant
    3.
    Other Chemical
    RO Chemical
    Hand sanitizer
    Evaporator
    Oli Grease
    Karung
    Synthetic PAO.. GENLUBRIC VG 68 C-PAO
    Zinc oxide
    Thinner
    Macam 2 lem
    Alat-alat listrik
    Packaging
    Pallet
    CAT COLD GALVANIZE COMPOUND K 404 CG
    Almunium

    BalasHapus